Breaking News

Blogger Template

Kamis, 01 Januari 2015

Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda



          Masa Sultan Iskandar Muda merupakan masa kebanggaan dan kemegahan Aceh,tidak hanya dalam pengaruh dan kekuasaan tapi juga dibidang penertiban pemerintahan, terutama dalam ,bidang perdagangan, kedudukan rakyat sesama rakyat (sipil), kedudukan rakyat terhadap pemerintah, kedudukan sesama anggota pemerintah, dan sebagainya. Dalam soal ilmu pengetahuan atau kecerdasan, terutama dibidang agama, dibanding masa lampau, masa Sultan Iskandar Muda dapat dikatakan sebagai suatu masa kesadaran.

          Sultan Iskandar Muda mempunyai perhatian yang sangat besar  terhadap pembangunan mesjid atau rumah ibadah, pesantren,dan sebagainya. Mesjid yang besar dan indah telah dibangun oleh Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh Darussalam, yaitu Mesjid Raya Baiturrahman dan itu pernah dibakar.

          Pada masa Sultan Iskandar Muda telah mengadakan perundang-undangan yang terkenal dengan sebutan Adat Makuta Alam yang disandar dan dijadikan dasar pemerintahan yang mendatang, seperti masa puterinya,Taj al-‘Alam Tsafiatuddin, dan raja-raja berikutnya. Bebarap peraturan disempurnakan. Penertiban hukum yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda memperluas kemasyurannya sampai ke India, Arab, Turkey, Mesir, Belanda, Inggris, Portugis, Spanyol, dan Tiongkok. Banyak negeri tetangga yang mengambil perturan-peraturan hukum di Aceh untuk rujukan, terutama karena peraturan itu berunsur kepribadian yang dijiwai sepenuhnya oleh hukum-hukum agama, jadinya adat Makuta Alam adalah adat bersendi syara’.

          Sebuah kerajaan yang jaya dimasa lampau di Kalimantan, yaitu Brunai Darussalam, ketika diperintah oleh Sultan Hasan, seorang yang keras dan pemeluk setia agama Islam, dengan bertetur terang mengatakan telah  mengambil pedoman-pedoman untuk peraturan negerinya dari undang-undang Makuta Alam Aceh. Ini suatu bukti reputasi tinggi negeri Aceh yang sudah dimaklumi orang masa itu. Di bidang ilmu pengetahuan agama (teologi), khususnya Islam, masa Iskandar Muda  semakin terkenal. Apa yang diceritakan dan meluas terdengar tentang keajaiban di India, Persia, dan Turki, mengenai kebesaran Sultan-sultannya, tidaklah ganjil dijaman Sultan Iskandar Muda. Bekas-bekas iti kini masih didapati menerbitkan kekaguman. Yang terkesan diantaranya adalah yang disebut Pinto Khop dan Gunongan. Bekas-bekas itu kini tidak terlihat begitu berarti namun bangunan itu adalah sisa dari banyak sudah hilang. Sejumlah pakar yang telah menumpahkan perhatiannya kepada bangunan ini, terutama disekitar bangunan tersebut sudah pernah dibangun suatu taman indah, menghargai kesanggupan pembangunannya pada zaman itu. Umpamanya, Snouck Hurgronjoe mengatakan hikayat-hikayat penduduk menyebut-nyebut seorang Sultan Beristerikan puteri dari kerajaan di pegunungan dan pedalaman. Isteri tersebu sultan, tapi sang isteri terlalu merindukan ayahnya dan hendak pulang ke negerinya. Untuk menghilangkan kerinduan tersebut sultan membuat gunung tiruan untuk tempat isterinya menghibur diri.

Sumber : Said. Muhamma, Aceh Sepanjang Abad I, Harian Waspada, Medan, 2012,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By