Tahun 1619, Aceh
mengirimkan angkatan perangnya sebanyak 17.000 orang untuk menyerang Pahang.
Sultan Ahmad dan Isterinya serta anaknya dari putri Siak, beranama Tsani, telah
dibawa sebagai tawanan ke Aceh. Tahun 1619 Kedah juga diserang. Dalam peperangan
itu Kedah dibantu oleh Patani (kini bagian Thailand), sebab ia menolakpengaruh
Aceh. Akhirnya baik Kedah muapun Patani dapat dikalahkan. Dengan dikuasainya
Patani, perdagangan Lada dari negeri itu dipusatkan ke Aceh. Sultan Kedah,
Sulaiman Syah dan keluarga dibawa ke Aceh sebagai tawanan. Sejak itu
pemerintahan Kedah diselenggarakan dengan banyakn mengikuti cara-cara di Aceh. Demikian
juga, pengembangan agama Islam di Kedah diperluas sebaik-baiknya. Seperti diterangkan
dalam Hikayat Kedah sendiri, sejak saat itu banyak kitab-kitab pengetahuan
agama dari Aceh dikirimkan kenegeri itu.
Pada masa Sultan Iskandar Muda, seluruh pantai barat
Sumatera sampai ke Bengkulu berada dalam kekuasaan Aceh. Di negeri-negeri itu,
terutama pelabuhan-pelabuhannya seperti Pariaman, Tiku, Salida, Indra pura dan
lain-lain, ditempatkan seorang panglima Aceh. Juga dipesisir timur, kekuasaan
Aceh sudah meluas hingga ke Jambi. Dengan dikuasainya Pahang, Kedah, Patani,
dan Perak boleh dikatakan Semenanjung Melayu masa itu berada dalam kekuasaan
Aceh. Sumatera Timur, Siak, Indragiri, Riau, Lingga dan kesealatannya, berdasar
surat Sultan Iskandar Muda kepada raja Inggris, Palembang dan Jambi juga sudah
dikuasai Aceh.
Di Eropa, pasaran Lada masa itu sedang berkmbang,
permintaan-permintaan terus meningkat. Dalam situasi demikian, hampir seluruh
pelabuhan yang menghasilkan lada di Sumatera dan Malaka, demikian juga hasil
lain-lainnya, termasuk timah, berada dalam koordinasi kekuasaan Sultan Aceh.
Kas pemerintah terus bertambah penuh. Pembangunan angkatan perang dapat
diselenggarakan dengan lancar. Demikian jugan pembangunan lainnya.
Di Eropa, direksi VOC menyatakan kekecewaan besar. Mereka tidak puas dengan kinerja pembesar-pembesar mereka di Batavia. Mereka belum mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi. Karena beberapa negeri di Jada dan Maluku dapat terus dikuasai oleh Belanda atau setidak-tidaknya diajak " kerja sama", mereka menduga semua negeri Nusantara dapat diperlakukan seperti itu. merekea tidak puas mendengar Aceh bukan saja tidak bertambah kecil akan tetapi sebaliknya, wilayahnya semakin besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar