Breaking News

Blogger Template

Kamis, 25 Desember 2014

Siasat Belanda sebelum ingin menaklukkan Aceh

            Dari tahun 1606 Belanda lebih memusatkan perhatiannya ketempat-tempat lain diluar Aceh. Setelah kekelahan Portugis (de castro), baik Belanda maupun Inggris  menajadi sadar bahwa Aceh tidak mudah dipukul begitu saja. Belanda membuat siasat khusus pula. Dia mendahulukan perhatian ke tempat lain, terutama ke tempat Malaka, disamping pulau jawa, Maluku dan lain-lain. Pertempuran-pertempuran selalu terjadi antara Belanda dan Portugis, karena keduanya di Eropa juga dalam keadaan berperang. Inggris memilih sikap hati-hati; hanya menyerang bila musuh dapat dikalahkan.
            Tahun 1606 semangat Belanda memukul Portugis terkesan semakin memuncak. Dalam perhitungannya pasukan portugis di Malaka sudah jauh menyusut. Belanda ingin menguasai Malaka dengan dirinya sendiri. Sesudah Malaka direbut, melemahkan kerajaan-kerajaan melayu lainnya  akanlebih mudah bagi Belanda . Juga mudah dengan menghadapi Aceh. Demikian terbayang di benak orang Belanda.
Seperti bagi Portugis, Belanda pun berpendapat bahwa pertikaian Johor dengan Aceh dapat menguntungkan pihak ketiga, selama mereka bertikai, pengaruh Belanda dapat dipupuk menjadi bertambah besar. Tapi, Belanda menganggap saat itu (sebelum Portugis jatuh), belum waktunya mengadu domba Aceh dan Johor. Mareka masih dibutuhkan tetap kuat, sebab Belanda hendak mengajak ke duanya ikut memusuhi Portugis. Jika Aceh di sudut utara dan Johor disudut selatan membendung jalur pelayaran Portugis, sedangkan Belanda dapat menguasai Malaka, itu akan menguntungkan baginya. Siasat ini dijalankan oleh Belanda dengan sangat berhati-hati, sebab perlu dijaga agar baik Aceh dan Johor tidak mengetahui rahasia dan impian mereka untuk menguasai Malaka itu.


            Armada Belanda pertama ditugaskan menyerang Portugis dipimpin Laksamana Matelief. Dia menyusup ke Johor. Ketika itu ibukota Johor berada di Batu Sawar dan yang memerintah adalah Sultan Alau’ddin Ri’ayat Syah, anak Sultan Ali Jalla dari puteri Pahang. Dia seseorang yang tidak mengacuhkan pemerintahan, hanya suka bersenang-senang saja.Valentijn mengatakan dia seseorang peminum. Urusan negara diserahkannya  kepada adiknya sanak ibu, putera Sultan Muzaffar Syah, yang bernama Raja Abdullah.
            Mateulief mengajak Sultan Alu;ddin Johor menandatangani suatu perjanjian persahabatan, yang isinya mengatakan bahwa Johor membantu Belanda memukul Portugis. Masa itu Johor lebih mengkhawatirkan Aceh daripada Portugis. Walaupun sebelum itu yang memukul Johor ibukota Johor bukan Aceh, tetapi Portugis,  namun Sultan Alau’ddin Johor telah meminta kepada Belanda supaya bersama-sama Johor menyerang Aceh. Menurutnya, Aceh sangt berbahaya. Namun waktu itu Belanda menentang keras ajakan Johor itu. Kepada Johor, Matelisf hanya bersedia menjanjikan : (a) menyampaikan jasa-jasa baik kepada Aceh agar tidak menyerang Johor, dan (b) jika sampai Aceh menyerang Johor, Belanda baru akan membantunya. Kedua janji itu membuka kemungkinan untuk mengikat perjanjian  Belanda-Johor itu. Tapi, Sultan Alau’ddin Syah masih belum tenteram. Dia meminta Matelief  membuatkan benteng untuknya, Matelief menjawab tidak punya modal. Sebaliknya, Matelief mengehendaki Belanda bisa mendirikan benteng di Johor. Rupanya Sultan menolak permintaan itu, sebab Belanda hanya dapat mendirikan kantor dagang di Batu Sawar.
Tanggal 18Mei 1606 Belanda coba mendaratkan pasukan di Malaka. Mereka giat melakukan blokade. Portugis mengadakan perlawanan. Belanda mendaratkan pasukan diluar kota. Sebulan sesudah pengepungan, armada Belanda malahan terpaksa lari karena datangnya bantuan Portugis dari Goa.
            Serangan berikutnya terhadap Malaka dilakukukan oleh Matelief bersama-sama dengan pasukan Johor pada bulan Agustus 1606. Kali ini Johor memberikan bantuan sepenuhnya. Tapi, Portugis melawan dengan gigih dan akhirnyan serangan Matelief dibantu Johor itu dapat digagalkan. Aceh mengkhawatirkan persekutuan Belanda-Johor tersebut, sebab bantuan Belanda kepada Johor akan membuatnya semakin kuat. Maka, bagi Aceh persekutuan Belanda-Johor berbahaya.

Sumber : Said. Muhamma, Aceh Sepanjang Abad, Harian Waspada, Medan, 2012,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By